Remaja Galau Karna Identitas? Krisis Identitas Pada Remaja.
Masa remaja sering kali disebut sebagai periode pencarian jati diri, di mana individu mulai mempertanyakan siapa diri mereka dan apa tujuan hidup mereka. Proses ini tidak jarang disertai dengan perasaan galau, kebingungan, dan ketidakpastian. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, sekitar 30% remaja mengalami masalah kesehatan mental yang berkaitan dengan krisis identitas, seperti depresi dan kecemasan. Adapun juga menurut studi dari lembaga penelitian Pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2022, sekitar 60% remaja di Indonesia mengaku merasa bingung tentang identitas mereka(saputri, 2024). Kebingungan ini dikarenakan masa remaja merupakan masa dimana individu masih berusaha untuk mencari jati dirinya di tengah pergaulan sesama remaja.
Hampir setiap remaja menghadapi fase kebingungan yang dikenal sebagai krisis identitas. Krisis identitas merupakan suatu kondisi dimana saat remaja sulit menentukan siapa dan apa peran meraka (masukkan kutipan). Biasanya hal tersebut disebabkan oleh lingkungan pertemanan, keluarga dan sosial. Hal ini sependapat dengan peneltian yang dilakukan oleh Utari (2022) yang menyatakan bahwa remaja membutuhkan teman untuk mencoba hal yang belum diketahui serta menjelajah dunia yang lebih luas. Remaja harus membangun komunikasi baik dengan teman sebaya di sekolah maupun diluar sekolah (Hidayatussani dkk., 2021). Namun, peran orang tua juga tidak terlepas untuk membantu menemukan jati diri remaja. Jika proses pencarian jati diri keliru, hal ini dapat berdampak pada masa dewasa mereka.
Remaja yang gagal menemukan jati dirinya seringkali memiliki rasa percaya diri yang rendah, dan kesulitan dalam berempati dan berinteraksi sosial (Padillah, 2020). Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah dan konflik pada remaja. Untuk membantu mereka mengatasi krisis identitas, penting untuk memberikan dukungan langsung agar mereka memahami diri mereka sendiri dan dapat menghadapi realitas kehidupan.
Dalam pandangan psikologi islam tahap ini dinamakan tahap Amrad, yaitu seorang remaja yang mempunyai jati diri yang baik, maka dia sudah mampu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Psikologi Islam juga berfungsi sebagai fondasi filosofis dan teologis yang membantu individu menghayati perintah Allah dalam setiap aspek kehidupannya (Reinandini dkk., 2024). Hal ini dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, sejak umur 12 tahun beliau melaksanakan perintah Allah yaitu terlibat dalam perang fijar yang dilakukan oleh orang-orang quraisy, beliau juga yang memimpin pasukan yang berperang. Sehingga fase inilah beliau mulai mencari identitas diri, berusaha mengenal fisik dan psikologis untuk dapat mengenali diri dan mengembangkan diri.
Kebingungan Identitas menurut teori perkembangan psikososial Erick H. Erikson, masa remaja ialah masa pencarian jati diri, yang dimulai dari umur 12 hingga 18 tahun berada pada tahap identitas vs kebingungan identitas. Pada masa ini krisis identitas sering terjadi karena pengaruh lingkungan yang kurang mendukung salah satunya peran pertemanan, dimana dalam pertemanan seorang remaja kurang mendapatkan motivasi dan juga kurang mendapatkan dukungan dari keluarga. Kondisi saat ini, remaja tumbuh dalam lingkungan yang semakin berkembang secara teknologi seperti media sosial, dimana terdapat tuntutan untuk memenuhi setiap ekspektasi yang berubah-ubah. sehingga remaja tersebut merasa bingung tentang identitas dan tujuan hidupnya akibat adanya tekanan eksternal maupun internal.
Peran Lingkungan Keluarga Terhadap Remaja
Keluarga merupakan fondasi utama dalam membentuk jati diri remaja. Dukungan emosional, perhatian, dan pola asuh yang diberikan oleh keluarga sangat memengaruhi kemampuan remaja untuk mengatasi krisis identitas ataupun galau karna identitas. Sebaliknya, keluarga yang tidak harmonis atau kurang memberikan perhatian dapat menambah kebingunan identitas pada remaja. Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh (Andriyani, 2016) bahwa semakin baik hubungan dengan keluarga maka penyesuaian remaja juga akan lebih baik, begitupun sebaliknya.
Keluarga yang mampu memberikan ruang bagi remaja untuk bereksperimen dan menemukan minta serta bakat mereka akan membantu remaja menemukan identitas yang lebih baik. Sebaliknya, jika keluarga terlalu menekan atau mengontrol pilihan remaja, mereka bisa merasa terjebak dan sulit untuk mengembangkan potensi diri mereka dengan bebas (Violita, 2024)
Peran Lingkungan Pertemanan Terhadap Remaja
Dukungan teman sebaya (peer support), berpengaruh terhadap perkembangan remaja tersebut. Mereka menganggap bahwa teman sebayalah yang paling mengerti tentang masalah yang dialaminya, jika mereka kehilangan peran teman sebaya mereka akan mengalami kebingungan identitas. itulah mengapa pergaulan teman sebaya memiliki peran penting, dimana interaksi dengan teman sebaya memberikan pengalaman yang berharga dalam hidup mereka, mulai dari pertukaran pola pikir, mengeluarkan berbagai pendapat bahkan bekerjasama dalam pembentukan identitas diri, tidak hanya itu pengaruh pola pikir teman yang baik dapat memepengaruhi pembentukan identitas diri untuk masa depan.
Menurut jessor teman sebaya memiliki pengaruh lebih besar daripada orang tua jika dikaitkan dengan perilaku buruk pada remaja. Teman sebaya memiliki pengaruh lebih besar dalam penggunaan narkoba, alcohol, dan perilaku seksual, sebelum waktunya yang dapat berpengaruh terhadap penyesuaian sosial remaja (Sekar, 2023)
Faktor Sosial Media
Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah aplikasi tiktok. Aplikasi yang paling popular dikalangan remaja, dimana beberapa sering terjadi yang sedang viral belakangan ini, remaja mulai mempercayai seperti apa dirinya berdasarkan turot yaitu ramalan-ramalan yang ada ditiktok. Remaja yang bingung tentang siapa dirinya cenderung mencari tahu dan bertanya kepada turot. Jika peran lingkungan teman sebaya dan keluarga tidak didapat kemungkinan yang terjadi remaja mempercayai ramalan-ramalan yang ada ditiktok.
Solusi Terhadap Remaja Galau Karena Identitas
Beberapa cara untuk mengatasi krisis identitas yaitu meluangkan waktu untuk melakukan refleksi diri; terbuka terhadap perubahan dengan mencoba hal – hal baru agar bisa berkembang dan menemukan identitas siapa dirimu saat ini ; mencari dukungan dari orang lain seperti keluarga, teman, atau professional (psikolog atau kenselor); fokus pada kekuatan prestasi dalam mengingat setiap pencapaian untuk bisa meningkatkan rasa percaya diri; melakukan praktik mindfulness untuk mengurangi stress dan kecemasan akibat krisis identitas; belajar menerima dan menghargai diri sendiri serta mencari berbagai inspirasi dari orang lain. dengan menerapkan beberapa cara ini, remaja dapat mengatasi krisis identitas dengan lebih baik .
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, J. (2016). KORELASI PERAN KELUARGA TERHADAP PENYESUAIAN DIRI REMAJA. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian Dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 22(2), Article 2. https://doi.org/10.22373/albayan.v22i34.878
Ainiyya, S. (2023, June 4). Lingkungan Teman Sebaya dan Pengaruhnya pada Tumbuh Kembang Anak. KOMPASIANA. https://www.kompasiana.com/sekarainiyya6342/647c9a624addee158a7f53f2/lingkungan-teman-sebaya-dan-pengaruhnya-pada-tumbuh-kembang-anak
Reinandini, E., Rosyada, A., & Salim, S. F. E. (2024). KRISIS IDENTITAS DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM TENTANG PENCARIAN JATI DIRI. Jurnal Ilmiah Psikologi Dan Kesehatan Masyarakat, 2(2), Article 2. https://jipkm.com/index.php/jipkm/article/view/158
saputri, cecilia meilany. (n.d.). Peran Bimbingan Konseling: Krisis Identitas Di Kalangan Remaja. kumparan. Retrieved December 24, 2024, from https://kumparan.com/cecilia-meilany-saputri/peran-bimbingan-konseling-krisis-identitas-di-kalangan-remaja-23odgad6kSf
Violita, W. (n.d.). Peran Keluarga dalam Membentuk Identitas Remaja—Website Resmi Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Retrieved December 24, 2024, from https://www.tebingtinggikota.go.id/berita/artikel/peran-keluarga-dalam-membentuk-identitas-remaja
Utari, W. T. D. (2022). Hubungan Antara Konsep Diri dan Dukungan Sosial terhadap Kepercayaan Diri Pada Mahasiswa.
Padillah, R. (2020). Implementasi Konseling Realitas Dalam Mengangani Krisis Identitas Pada Remaja. Biblio Couns : Jurnal Kajian Konseling dan Pendidikan, 120-125.DOI: https://doi.org/10.30596/bibliocouns.v3i3.5295
Hidayatussani, N., Fitriana, S., & Maulia, D. (2021). Hubungan Dukungan Sosial Orang Tua terhadap Perencanaan Karir Remaja Karang Taruna. Journal for Lesson and Learning Studies, 4(1), 107–111
Tidak ada komentar:
Posting Komentar