Jimmi seorang pengusaha Mie Aceh di samping masjid Raya Darul Falah (Docs.Alifia dan Rania) |
Tentu saja para pembaca tidak asing mendengar kata mie aceh apalagi khususnya yang tinggal di daerah aceh, makanan legendaris ini sudah sangat dikenal bahkan diluar daerah aceh sekalipun.
(Docs.Istimewa) |
Kira-kira apa
sih yang membuat mie aceh ini bisa berbeda dengan mie yang biasanya ? jawabannya
adalah mie khas aceh ini sangat kaya akan rempah yang membuat cita rasanya
berbeda dengan mie khas daerah lain, mie
aceh ini bisa kita temui di segala penjuru aceh karena banyak sekali yang menjualnya.
Salah satunya di kota langsa, tepat di samping masjid raya darul falah disana terdapat
satu warung kopi yang menjual mie aceh
khas kota garut sigli yang mana sudah dikelola sejak tahun 1982 hingga sekarang.
Usaha mie aceh ini sudah mencapai generasi ke-2 yang sekarang diteruskan ke sang anak dari ayah, ujar jimmi (23tahun). Sang ayah sebelum memulai bisnis mie aceh di langsa pernah berjualan di bireun yang pada saat itu harga mie aceh masih Rp.250 saja. Jimmi sudah melanjutkan usaha sang ayah dari tahun 2013 sampai dengan sekarang, berawal dari sering nya membantu sang ayah jualan sekarang jimmi harus meneruskan usaha sang ayah karena faktor usia sang ayah yang sudah lanjut dan tidak sesehat dulu lagi.
Yang membuat
rasa nya unik dari mie aceh ini adalah
dari resep bumbu mie itu sendiri yang telah turun temurun dari 2 generasi,
menjadikan mie acehnya banyak sekali peminatnya dan mendapat cita rasa yang
khas, maka dari itu pelanggan dari dulu masih setia dengannya mie aceh garot
ini sampai sekarang. Harganya juga sangat terjangkau seperti harga mie aceh
pada umumnya dimulai dari Rp.8.000-Rp.11.000 saja.
Kita dapat melihat
tekad seorang jimmi benar-benar kuat dalam melanjutkan usaha sang ayah, walaupun
di umur yang masih sangat muda. Umur tidak membuat jimmi malu apalagi merasa
minder dengan teman-temannya kala itu, maka terbukti usahanya menjadi sukses
seperti sekarang. Dilihat dari pencapaian nya yang sudah membeli mobil, rumah
dan sawah untuk dirinya sendiri. “Usaha saya ini alhamdulillah dapat meraih
omset Rp.20.000.000/bulan” ucap jimmi (saat kami wawancarai pada tanggal 7 sept
2021), nilai yang sangat fantastis untuk penghasilan seorang anak muda yang
baru menginjak usia 23 tahun. Tentunya itu semua tidak mudah untuk seorang anak
muda seperti jimmi, dimana banyaknya kita lihat sekarang anak muda seusianya lebih
menghabiskan uang dengan berfoya–foya, tetapi dengan tekad dan komitmennya akan
melanjutkan usaha mie aceh orang tuanya membuat ia bisa mencapai titik sukses
dimana ia sangat senang akan berbisnis mie aceh ini.
Kedai Mie Aceh Garot di samping Masjid Raya Darul Falah (Docs. Alifia dan Rania) |
Kesuksesan di
usia muda seperti jimmi ini bisa menjadi motivasi untuk anak muda di zaman
sekarang agar saat memulai atau melanjutkan usaha kita harus memiliki tekad dan
komitmen, yang insya Allah jika kita punya itu semua sukses akan menunggu kita
di depan mata.
PENULIS : Alifia Nur Hadawiyah dan Rania Nursucita (Mahasiswa KPM IAIN Langsa 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar