Essay Serba-Serbi|| Negara Indonesia sedang mengalami musibah besar yaitu berupa wabah penyakit yang meresahkan banyak hati warga masyarakat. Pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menanggulangi masalah ini, akan tetapi ini juga bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja, sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk berupaya bangkit dari keterpurukan dan lebih produktif lagi untuk menyongsong masa depan yang lebih berjaya.
Di masa pandemic covid-19 ini seluruh kegiatan
bermasyarakat mengalami keterhambatan yang luar biasa, tidak hanya berbicara di
sektor kesehatan , sektor politik, tetapi juga berimbas terhadap perekonomian. Salah satu yang sangat merasakan dampak besar dari pandemic
covid-19 ini adalah pelaku UMKM. Pembatasan social berskala besar (PSBB)
menjadi salah satu faktor yang sangat mendasar bagi kemerosotan penjualan,
sehinnga laba ataupun keuntungan yang di peroleh sangatlah minim bahkan hanya
bisa menggantikan modal untuk memproduksi barang.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (Kemenkop UKM) menyatakan, pandemi covid-19 memberikan beragam dampak pada berbagai sektor,
seperti pertanian serta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Tak terkecuali, mata
rantai kopi di Indonesia. Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM M
Riza Damanik menyebutkan, pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga
terus memperkuat skema dan program demi membantu pelaku koperasi dan UMKM,
termasuk komunitas kopi. Tujuannya mengantisipasi dampak wabah tersebut.
Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) melaporkan bahwa pada
tahun 2018, jumlah UMKM di Indonesia adalah sekitar 64.194.057 buah, dengan
daya serap sebanyak 116.978.631 total angkatan kerja. Angka ini setara dengan 99% total
unit usaha yang ada di Indonesia, dengan persentase serapan tenaga kerja di
sektor ekonomi setara dengan 97%. Sementara 3 persen sisanya dibagi-bagi pada
sektor industri besar.
Berbekal
penelitian pendahuluan di April 2020, dengan sampel UMKM yang terdata di Kemenkop
UKM, dilaporkan bahwa sejumlah 56% UMKM mengaku mengalami penurunan pada hasil
omzet penjualan akibat pandemi Covid-19, 22% lainnya mengalami kesulitan dalam
mendapatkan pembiayaan/kredit, 15% mengalami permasalahan dalam distribusi
barang, dan 4% sisanya melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku mentah. Dari seluruh UMKM yang terdata
dalam riset ini, komposisi UMKM yang bergerak dalam industri mikro menempati
angka 87.4%. Alhasil, dampak awal pandemi Covid-19 pada sektor UMKM terdeteksi
pada level UMKM mikro ini. Angka ini menunjukkan fakta yang lebih tinggi
dari yang dilaporkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 72,6% dan lebih rendah
dari yang dilaporkan oleh LIPI yaitu sebesar 94,7%. Kedua riset terakhir
dilakukan pada bulan Juni 2020, akhir Kuwartal II tahun 2020.
Kota Langsa merupakan salah satu kota di Aceh yang sangat banyak
memiliki UMKM, salah satunya adalah UMKM Kopi. Salah satu nya adalah UMKM Kopi
milik bapak Muhammad Yusuf yang terletak di Gampong Baroh Langsa Lama
Kecamatan Langsa Lama Dusun Pahlawan. Bapak Muhammad Yusuf pelaku UMKM bisnis
kopi yang sudah menjelajahi dunia bisnis kopi sejak tahun 2010 hingga sekarang,
pahit manis pasang surut sudah dirasa. Berbahan baku biji kopi Arabica yang berasal dari Kuala Simpang. Bapak Muhammad Yusuf mampu menyihir lidah para penikmat senja sambil
menyeruput pahit manisnya “Kopi Seulawah Dara” begitulah namanya Seulawah Dara,
bukti kecintaan bapak Muhammad Yusuf terhadap daerah tempat asalnya yaitu Aceh
“Nanggro Seramoe Makkah “ julukannya.
Awal mula bapak Muhammad Yusuf memantapkan hati untuk membuka usaha
kopi adalah di karenakan sulitnya mendapatkan pekerjaan saat itu, di tambah
lagi banyaknya kebutuhan yang harus di penuhi membuat bapak Muhammd Yusuf harus
mencari ide bagaimana menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.
Dukungan keluarga dan sahabat menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar
sehingga bapak Muhammad Yusuf berhasilkan mendirikan usaha kopi nya dan
berhasil bertahan hingga sampai saat ini.
Dua tahun terakhir menjadi tahun terberat bagi
bapak Muhammad Yusuf untuk memasarkan usahanya dikarenakan adanya pandemic covid-19
“ tahun terberat saya selama saya menjelajahi dunia bisnis ini ya selama masa
pendemi ini, laba dari keuntungan saya sampai turun 40% karena PSBB yang mana
orang-orang yang awalnya mengambil kopi ke saya banyak yang sudah tidak
mengambil lagi, bahkan tempat saya
mengambil bahan baku kopi nya juga sering tidak memproduksi kopi nya sehingga
saya tidak bisa produksi kopi saya, ya pokoknya beratlah” begitu ujar bapak
Muhammad Yusuf.
Dampak dari pandemi covid-19 ini memang sangat
di rasakan oleh bapak Muhammad Yusuf sebelum adanya pandemi covid-19 ini proses
produksi dan pemasaran berjalan dengan sangat lancar tetapi semenjak adanya pandemi
covid-19 semuanya mengalami keterhambatan, akan tetapi setelah masa pandemi
covid-19 berlalu dan juga saat PSBB sudah di cabut penjualan sudah mulai ada
titik terang walaupun belum berada di posisi aman.
Namun semangat dari bapak Muhammad Yusuf patut
di berikan apresiasi, di umur beliau yang sudah beranjak 60 tahun tetapi
inovasi beliau harapan beliau yang tidak pernah pudar menjadi pelajaran
tersendiri bagi para milenial yang masih ragu atau pun takut untuk terjun ke
dunia usaha. “ saya tetap menjalankan usaha ini ya walaupun pemasukan tidak
seperti dulu di karenakan pandemic, ya tapi bagaimana mau di kata sudah takdir
Allah SWT yang maha kuasa adanya cobaan ini, dan saya percayaa semua pasti ada
hikmahnya, namun harapan saya sedikit banyaknya
buat kami-kami pelaku UMKM ini
ada perhatian dari pemerintah sebagai bentuk apresiasi atas semangat kami yang
tetap masih produktif walaupun keaadaan saat ini tidak menguntungkan bagi
kami”. Begitu ujarnya sambil memasang raut wajah penuh harapan dan
kedelimaan yang beliau rasakan saat ini.
Segala kegelisahan dan kegundahan yang kita alami saat ini bukanlah
menjadi penghambat bagi kita untuk berhenti berinovasi serta produktif. Jadikan
kelemehan sebagai kekuatan serta bangkit dari keterpurukan, begitulah yang dapat
saya pelajari dari sosok bapak Muhammad Yusuf. Oleh sebab itu para
milenial-milenial generasi selanjutnya harus sedikit banyak nya mempunyai
semangat juang yang dimiliki bapak Muhammad Yusuf, sehingga kita dapat
menyongsong masa depan yang cerah dan melahirkan pelaku-pelaku UMKM yang
produktif dan dapat memajukan negara Indonesia tanah air tercinta.
Penulis : Fauzan Elviranda Mahasiswa IAIN Langsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar