Essay - Seringkah kita mendengar kata bullying ? pernahkah kita mendengar tentang kasus bullying? atau mungkin kita memiliki sebuah pengalaman yang berkenaan dengan istilah tersebut? bullying bisa saja terjadi di sekitar kita, baik kita sadari maupun tidak. Dikhawatirkan, masalah sosial ini bisa memiliki dampak yang sangat fatal bagi mental seseorang, terutama pada anak-anak jika terus diabaikan.
Mengapa bullying dapat berakibat buruk? Coba kita bayangkan jika seseorang yang sangat kita kenal, tiba-tiba menunjukkan gejala depresi dengan menutup diri atau kehilangan minat pada apa pun. Akan tetapi kita tidak mengetahui tentang bulliying yang ia alami karena kebanyakan korban cenderung menutupi rasa sakit yang mereka derita. Namun, luka yang mereka terima akan terus berbekas dalam waktu yang lama, dan bahkan bisa mempengaruhi masa depan mereka sebagai seorang individu dan kemungkinan terburuk dapat merenggut nyawa mereka.
Bullying sendiri merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja secara terus menerus oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain dengan tujuan untuk menyakiti korban tersebut.
Jika bullying begitu buruk dan hanya akan menyakiti orang lain, lantas mengapa banyak orang di segala usia yang kerap melakukannya?
Tulisan di bawah ini akan menjelaskan pada kita semua dampak, penyebab dan cara mencegahnya, serta mungkin dapat menolong kita untuk memutus rantai kegiatan bullying yang terus memakan korban jiwa setiap tahunnya.
Anyone, Help Me!!!
Pernahkah kita sadari bahwa kebanyakan penyebab bullying bukanlah masalah pribadi? Menurut sebuah penelitian, kebanyakan bulliying disebabkan oleh mentalitas yang dibangun oleh sebuah lingkungan (dapat terjadi di sekolah, rumah atau tempat kerja) sehingga memberikan pengaruh buruk pada tempat yang harusnya bisa menjamin keamanan atau kenyamanan seseorang.
Banyak faktor yang memicu seseorang untuk melakukan bullying, di antaranya yang paling awam adalah:
• Kurangnya kepercayaan diri sehingga sang pelaku ingin merasa ‘lebih baik’ dengan cara merudung yang pada akhirnya memberikan mereka kepuasan yang bersifat sementara tanpa menyadari efek berkepanjangan pada korban
• Kurangnya empati, biasanya mereka akan mencari pembenaran jika ditanyakan. Namun bagaimana pun, tidak ada satu pun alasan yang bisa membenarkan sebuah tindakan tidak terpuji seperti bullying, kurangnya hati nurani adalah penyebab utamanya alih-alih alasan lain yang mereka coba buat
• Mencari-cari perhatian, sang pelaku merasa ‘hebat’ dengan menindas orang lain dan mendapatkan atensi dari banyak orang. Yang sebenarnya, bisa jadi salah satu gangguan mental yang ia idap, seperti kecenderungan narsistik akut yang membuatnya ingin selalu dipandang sebagai yang 'terhebat'
• Faktor pengaruh lingkungan yang buruk atau lainnya
Bullying yang sering kita lihat di televisi mungkin berbentuk kekerasan fisik seperti pemukulan, pengancaman, hingga teror. Bullying sebenarnya tidak terbatas pada aktivitas-aktivitas tersebut, memanggil nama yang tidak pantas, dengan sengaja ‘mengucilkan’ seseorang, menyebarkan isu, atau memanipulasi korban untuk mempercayai bahwa mereka adalah pihak yang patut disalahkan. Tindakan-tindakan tersebut merupakan bentuk bullying yang juga dapat melukai korban sama fatalnya dengan bulliying secara fisik.
Dalam sebuah penelitian lain, disebutkan bahwa bullying akan menciptakan ketakutan berantai di lingkungan tempat hal itu terjadi karena kebanyakan orang akan takut untuk menjadi ‘korban’ selanjutnya. Bullying akan mencuri rasa aman yang harusnya tercipta di lingkungan tempat seseorang belajar atau bekerja.
Dalam kasus ekstrim, korban biasanya dikeluarkan dari sekolah karena ketakutan luar biasa, terkena depresi, mendapat gangguan kecemasan, penurunan kepercayaan diri, hingga bunuh diri.
Mungkin kini kita bertanya, bagaimana cara untuk mendeteksi kegiatan bullying yang mungkin saja terjadi pada lingkungan kita?
Berikut beberapa cara yang dapat kita lakukan :
Tell The Kids About ‘Bullying’
Beritahu anak-anak tentang apa itu bullying, serta tanamkan prinsip bahwa tindakan tersebut adalah sebuah tindakan yang tidak benar. Dengan mengetahui dari awal mengenai bullying, anak-anak dapat secara cepat mengidentifikasi tanda-tanda awal ketika bullying dilakukan dan mencegah diri mereka untuk menjadi pelaku yang melakukan hal tersebut.
Enstablish Open Communication with Childrens
Semakin sering kita memberitahu anak-anak mengenai isu bullying, semakin terbuka juga dirinya untuk menyampaikan kepada kita saat ia mendeteksi tanda-tanda bullying di sekitar mereka. Tanyakan pada anak setiap saat ia pulang sekolah mengenai hal yang ia lakukan baik saat belajar, bermain, atau berselancar di dunia maya. Tidak hanya sekedar mengetahui kegiatannya saja tetapi ketahui juga apa yang ia rasakan dan ia pikirkan.
Teach Childrens To Be A Good Peoples
Ada tiga jenis orang dalam sebuah kegiatan bullying, yaitu si pelaku, si korban, dan si pembela. Dengan mendidiknya menjadi orang baik, bukan hanya kita mencegahnya dari perilaku bullying, namun kita juga akan menanamkan tekad pada dirinya untuk selalu memperilakukan semua orang dengan baik dan menghormati mereka. Dirinya kelak dapat menjadi si pembela dan menolong anak-anak yang tertindas.
Instill Confidence in Childrens
Coba tanyakan minat apa yang kira-kira ia miliki dan berikan ia satu lingkungan belajar yang kondusif yang terdiri dari anak-anak yang memiliki hobi yang sama. Cara ini dapat memberikan kepercayaan diri baginya, dan menghindarkannya dari pikiran dan pengaruh yang negatif.
Be A Part of Their Online Friends
Coba akrabkan diri kita dengan aplikasi atau situs online yang sering anak-anak gunakan. Jelaskan pada mereka bahwa kehidupan di dunia maya dan nyata sebenarnya saling berkaitan erat, jadi mereka tetap harus berhati-hati saat bersikap dan menggunakan aplikasi yang digunakan banyak orang. Beritahu mereka juga tentang resiko yang mungkin mereka akan temui di dunia maya.
Let’s Move On! It’s Time We Stand Up For Them!
Walau identik dilakukan oleh kaum remaja, namun bulliying sebenarnya bisa terjadi di mana saja, termasuk di sekolah dasar, lingkungan kantor, masyarakat, secara online (cyber-bullying) hingga di dalam rumah.
Intervensi dari pihak lain sangat dibutuhkan dalam kasus-kasus bulliying. Kebanyakan kasus bullying yang berdampak ekstrim disebabkan oleh korban yang tidak mendapatkan pertolongan dari siapa pun.
Jika kita merasa anak, adik, atau seseorang yang kita kenal menjadi korban bullying, cobalah untuk berbicara dan mendengar cerita mereka terlebih dahulu dengan kepala dingin. Jangan mencoba untuk ‘memecahkan’ masalah saat itu juga (misalnya dengan mengkonfrontasi pelaku). Kita harus berada di sana sebagai pendukung moralnya, karena hal itu yang sebenarnya paling korban butuhkan.
Beritahu mereka bahwa kita selalu mempercayai dan mendukung mereka. Jika bulliying ini terjadi di sekolah, kita dapat meminta tolong guru atau lembaga terkait untuk menangani hal ini. Berdirilah di belakang korban dan yakinkan sang korban bahwa kita akan selalu di sisi mereka untuk mendengarkan masalah mereka.
Mari kita berkomitmen untuk membantu anak-anak di lingkungan kita menjadi penerus bangsa berkompetensi yang mempunyai kepedulian besar, tidak hanya kepada lingkungan dan negara, namun juga antar sesama.
Yuk, jadikan diri kita dan mereka bagian dari generasi terbaik bangsa!
Say no to bullying!
Penulis : Muhammad Farhan Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Langsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar