Opini-Dayah Mudi, tepatnya berada di desa Ie Bintah Kec. Manyak Payed Kab. Aceh Tamiang. Dayah ini bisa dikatakan cukup maju dan memiliki santri kurang lebih 500 orang. Dari sebahagian santri ada beberapa orang santri yang mondok dan ada juga yang sebaliknya. Santri yang mondok maupun yang tidak mondok berasal dari bnyak kalngan seperti desa sampaimah, tualang cut, saptamarga, raja tuha, seneubok baru, dan lain sebagainya. Para santri yang menuntut ilmu di dayah mudi ini tidak pandang usia dari yang masih anak-anak dan hingga dewasa. Suasana dayah mudi ini bisa dikatakan sama seperti dayah-dayah yang pada umumnya, karena dayah ini tidaklah sama dengan dayah modern. Didayah ini menuntut ilmu hanya dengan belajar mengaji dan membaca kitab kuning.
Seperti umumnya kegiatan
santri, hal yang sama juga berlangsung di sini. Suasana pagi para santri
diawali dengan mengulang kaji kitab yang telah mereka pelajari malam sebelumnya
hingga selesai. Lalu, bagi santri yang mondok, diboleh melakukan kegiatan apa
saja setelahnya seperti bermain bola bagi santriwan atau bebersih ‘bilek’
bagi santriwati.
Sebagai bagian dari proses
melatih keberanian dan membentuk jati diri, setiap malam jumat diadakan
kegiatan Muhadarah. Salah satu tujuannya adalah untuk melatih dan
membuat santri menjadi lebih berani dan percaya diri dalam berbicara di depan
khalayak. Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggunya ba’da sholat isya
.
Setiap malam jumatnya para
santriwan dan santriwati langsung bergegas dari ‘bilek’nya dengan semangat
menuju musholla untuk melaksanakan shalat isya berjamaah. Setelah selesai
shalat isya berjamaah, para santriwan dan santriwati dipandu ustaz dan ustazah
langsung mengadakan kegiatan muhadarah. Santriwan dengan
menggunakan busana yang sopan seperti memakai sarung, baju koko dan peci
sedangkan santriwati menggunakan mukenah. Pada saat sebelum
berlangsungnya acara muhadarah, ini santriwan dan santriwati diharapkan
untuk mengumpulkan telepon genggam mereka terlebih dahulu, agar lebih fokus
saat kegiatan berlangsung.
Muhadarah ini juga dikenal dikalangan santri sebagai kuliah 10
menit. kegiatan ini merupakan bagian dari hal rutin yang selalu dilakukan
setiap malam jumat. Rata-rata berlangsung selama 10 menit setiap santrinya.
Kegiatan muhadarah ini dilakukan guna melatih mental para santri di
Dayah Mudi ini. Ada sebahagian santri yang tidak menyukai kegiatan ini karena
mereka tidak mempunyai keberanian untuk tampil di khalayak ramai. Dan ada juga
sebagian santri yang sangat menyukai kegiatan ini karena mereka memang ingin
melatih diri mereka agar mempunyai keberanian berbicara di depan khalayak. Di
setiap minggunya santri yang tampil pada malam muhadarah ini
berbeda-beda dan sebelum tampil mereka diberikan judul pidato untuk berdakwah
dengan berbeda pula. Santri diharapkan mampu tampil dalam tiga bahasa, yaitu
Bahasa Arab, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Guna untuk menggali potensi
para santri, kegiatan muhadarah ini perlu dilestarikan. Karena salah
satu kelebihan kegiatan muhadarah ini ialah bisa membuat santriwan dan
santriwati lebih percaya diri dan berani. Jadi ketika ada kegiatan di luar
dayah, contohnya seperti mengadakan lomba pidato di kampung-kampung, para
santri sudah terlatih mentalnya dan tidak gugup dalam menyampaikan isi
pidatonya di kalangan ramai.
Guru pembimbing di dayah yaitu
para ustaz dan ustazah, berperan membantu santri untuk mengetahui berbagai
informasi dan memberi motivasi agar santri berani tampil. Rasa tidak percaya
diri tentu saja ada mengingat tampil di muka umum bukanlah suatu yang mudah.
Ketika itu lah guru berperan mengajak santri untuk tidak ragu-ragu dalam tampil
berpidato.
Di dalam bimbingan guru membawa
pengaruh positif terhadap santri yang memiliki percaya diri rendah sehingga
menjadi santri yang percaya diri tinggi. Dengan mengikuti bimbingan guru santri
yang cenderung pasif dan pendiam dituntut untuk berani berpidato di depan
khalayak ramai. Sehingga mampu merubah pola pikir, kebiasaan dan tingkah laku
dalam sehari-hari menjadi lebih bermakna dan positif dalam melakukan segala hal
yang berhubungan sosialisasi dengan orang lain.
Dengan adanya bimbingan guru
diharapkan agar santri mampu menjadi lebih percaya diri atas kemampuannya,
mampu mengembangkan potensi dirinya lebih baik dan menjadikan keyakinannya
lebih berani tampil ketika di tempat umum baik dalam diskusi maupun kegiatan
lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya yang diberikan seorang
guru dalam bimbingannya melalui pelaksanaan kegiatan muhadarah dapat
meningkatkan percaya diri para santri.
Penulis : Fitrah Malinda Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran IslamFakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN lANGSA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar